PERTEMUAN DARING MK MANAJEMEN KEUANGAN KELAS 4A6 SIANG, KAMIS 11 JUNI 2020

Carilah referensi dengan tema: EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Addedbased on emperical literature buatlah resumenya minimal 200 kata di kolom komentar

NB:
1. KONFIRMASI KEHADIRAN DAHULU (PALING LAMA JAM 6 SORE)
2. WAKTU TASK, 2 HARI KERJA
3. RESUME TIDAK BOLEH SAMA, ATAU COPAS JAWABAN TEMAN, CARILAH SENDIRI (PENTING)

24 komentar:

windi sundari mengatakan...

Nama: Windi Sundari
Nim: 218.01.0006

Rany Ratna Dewi mengatakan...

Nama : Rany Ratna Dewi
Nim : 218.01.0109

Iang.store mengatakan...

Nama:M Dhihar Fateha
Nim:218.01.0058

Catur Puspita Sari mengatakan...

Nama : Catur Puspita Sari
Nim : 218.01.0029

Ria yunita mengatakan...

Nama:Ria Yunita
Nim:218.01.0183

Unknown mengatakan...

Nama : bagus saputra
Nim : 218010154

BONITA CITRA mengatakan...

Nama :Bonita Citra
Nim. :218.01.0283

Unknown mengatakan...

Konsep EVA adalah mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan. EVA merupakan indikator adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Kinerja perusahaan baik jika EVA bernilai positif. Sebaliknya, kinerja perusahaan tidak baik akan tampak dengan EVA bernilai negatif. Seperti yang diungkapkan Singgih (2008), Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan /pemilik modal, dan sebaliknya, EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan.
MVA merupakan perbedaan antara nilai modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan uang yang bisa diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai pasar perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997), “Selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dengan nilai buku kapital disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena dalam nilai perusahaan dan milik kapital terdapat komponen hutang yang sama maka MVA juga adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”. MVA saat kini dianggap menjadi panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena MVA menjawab persoalan penting yang dibutuhkan investor atau kemampuan manajemen perusahaan publik untuk menambah kekayaan mereka. Peningkatan nilai MVA akan terjadi apabila modal perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan.
Konsep EVA dan MVA belum banyak diterapkan di Indonesia. Konsep EVA dan MVA merupakan pendekatan yang relatif baru untuk menilai kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan analisis pembanding dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan MVA dapat berdiri sendiri. Metode EVA dan MVA yang berhasil diciptakan perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan.
a. Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi
Istilah Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaaan konsultan dari Amerika Serikat. Ukuran kinerja ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M Stern yang merupakan analis keuangan Stern Steward (Utama, 1997).
Menurut Mirza (1999) tolok ukur penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event Point. 3) Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.
Rumus untuk menghitung EVA menurut Brigham dan Houston (2001: 51): EVA = EBIT (1-Tarif Pajak) – (Total Modal) (Biaya Modal Setelah Pajak)

b. Market Value Added/MVA/Nilai Tambah Pasar.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza dan Imbuh, 1999). Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan MVA yang positif, karena:
1) MVA > 0 maka manajemen telah berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
2) MVA < 0 maka perusahaan tidak berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
Rumus menghitung MVA menurut Brigham dan Houston (2001:50):
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa

Lucia Endah Wati mengatakan...

Nama : lucia endah wati
Nim 218.01.0011

windi sundari mengatakan...

Nama: Windi Sundari
Nim: 218.01.0006
Kelas: IV A6 Manajemen siang

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali oleh G. Bennet Stewart Dan Joel M. Stren yaitu seoarang analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart Dan Co pada tahun 1993.

Market Value Added (MVA) adalah Perbedaan antara nilai pasar dari perusahaan (hutang dan ekuitas) dengan total investasi modal kedalam perusahaan, nilai pasar dari perusahaan adalah “enterprise value” dari perusahaan yang bersangkutan dimana merupakan hasil jumlah seluruh nilai pasar yang diklaim oleh pihak lain terhadap perusahaan pada suatu waktu tertentu, total investasi modal adalah seluruh investasi yang dikeluarkan semua pihak kepada perusahaan pada suatu waktu tertentu.

Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) pada dasarnya merupakan konsep lain yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Suatu perusahaan memiliki nilai buku ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan, namun di samping itu perusahaan juga memiliki nilai pasar yang tercermin dalam harga saham perusahaan tersebut. Selisih atau perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku ekuitas ini kita sebut dengan Market Value Added (MVA). Dengan MVA, kita dapat mengukur sejauh mana kinerja manajemen dalam mengelola dan menghasilkan nilai bagi perusahaan. MVA dirumuskan sebagai berikut:

MVA = Nilai Kapitalisasi Pasar – Nilai Buku Ekuitas

Konsep lain yang berhubungan dengan Market Value Added adalah Economic Value Added (EVA). EVA disebut juga dengan “laba ekonomi”. EVA merupakan estimasi laba usaha yang sebenarnya dan sangat jauh berbeda dengan laba menurut akuntansi karena dalam EVA laba akan dikurangi dengan biaya modal sedangkan dalam akuntansi laba usaha tidak dikurangi dengan biaya modal. EVA dirumuskan sebagai berikut:

EVA = NOPAT – Biaya Modal

EVA = EBIT (1 – Tax) – (Total Modal Operasi x Weighted Average Cost of Capital)

Jika nilai EVA positif berarti bahwa laba operasi setelah pajak melebihi biaya modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba tersebut. Nilai EVA juga berguna untuk menentukan kompensasi yang “wajar” baik bagi manajer divisi maupun manajer puncak.

Tugas mengatakan...

Nama : Dewi saputri
Nim:218.01.0197

Rany Ratna Dewi mengatakan...

Nama : Rany Ratna Dewi
Nim : 218.01.0109

EVA merupakan indikator adanya penciptaan nilai dari suatu investasi.
MVA   merupakan   perbedaan   antara   nilai   modal   yang   ditanamkan   di perusahaan  sepanjang waktu  dari  investasi modal, pinjaman,  laba ditahan,  dan  uang yang  bisa diambil sekarang atau  sama dengan  selisih  antara  nilai  buku dengan  nilai pasar perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997), “Selisih  antara  nilai  perusahaan  (nilai  pasar  kapital)  dengan  nilai  buku kapital disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena dalam nilai perusahaan dan  milik  kapital  terdapat  komponen  hutang  yang  sama  maka  MVA  juga  adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”. MVA saat kini dianggap menjadi panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena MVA menjawab persoalan penting yang  dibutuhkan  investor  atau  kemampuan  manajemen  perusahaan  publik  untuk menambah  kekayaan  mereka.  Peningkatan  nilai  MVA  akan  terjadi  apabila  modal perusahaan  adalah  faktor  yang paling relevan  dalam  pembentukan  nilai  perusahaan.

Konsep  EVA  dan  MVA  belum  banyak  diterapkan  di  Indonesia.  Konsep EVA  dan  MVA  merupakan  pendekatan  yang  relatif  baru  untuk  menilai  kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan analisis pembanding dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan  MVA  dapat  berdiri  sendiri. Metode  EVA  dan  MVA  yang  berhasil  diciptakan perusahaan  adalah  faktor  yang paling relevan  dalam  pembentukan  nilai  perusahaan.

EVA disebut juga dengan “laba ekonomi”. EVA merupakan estimasi laba usaha yang sebenarnya dan sangat jauh berbeda dengan laba menurut akuntansi karena dalam EVA laba akan dikurangi dengan biaya modal sedangkan dalam akuntansi laba usaha tidak dikurangi dengan biaya modal. EVA dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – Biaya Modal
EVA = EBIT (1 – Tax) – (Total Modal Operasi x Weighted Average Cost of Capital)
Jika nilai EVA positif berarti bahwa laba operasi setelah pajak melebihi biaya modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba tersebut. Nilai EVA juga berguna untuk menentukan kompensasi yang “wajar” baik bagi manajer divisi maupun manajer puncak.

Market Value Added (MVA) atau Selisih perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku ekuitas. Dengan MVA, kita dapat mengukur sejauh mana kinerja manajemen dalam mengelola dan menghasilkan nilai bagi perusahaan. MVA dirumuskan sebagai berikut:
MVA = Nilai Kapitalisasi Pasar – Nilai Buku Ekuitas
Misalkan ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan Per 31 Desember 20X5 PT. Accorner adalah sebesar Rp 2 triliun dengan jumlah saham beredar adalah 100.000.000 lembar, harga saham PT. Accorner saat itu adalah sebesar Rp 30.000,- sehingga market capitalizationatau nilai pasarnya adalah (100.000.000 x Rp 30.000) Rp 3 Triliun, dengan demikian MVA PT. Accorner adalah sebesar (Rp 3 Triliun – Rp 2 Triliun) Rp 1 Triliun. MVA sebesar Rp 1 Triliun ini dapat berarti bahwa manajemen telah berhasil meningkatkan nilai perusahaan sampai Rp 1 Triliun. Namun seperti halnya kapal yang naik seiring dengan pasangnya air, sebagian besar harga saham akan ikut naik jika bursa saham mengalami kenaikan. Untuk itu, MVA yang positif mungkin tidak sepenuhnya diakibatkan oleh tindakan manajemen.

Nisva Nilia mengatakan...

Nama:Nisva Nilia
Nim:218.01.0096

Nisva Nilia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Nisva Nilia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Nisva Nilia mengatakan...

1. Laba operasi perusahaan dapat ditingkatkan tanpa penambahan modal,
berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu dengan berinvestasi pada
proyek-proyek yang memberikan return yang lebih besar dari biaya modal (cost of
capital) berarti perusahaan hanya menerima proyek yang bermutu dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. EVA juga mendorong manajemen untuk berfokus
pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas
atau kegiatan yang tidak menambah nilai. Perhitungan EVA pada suatu
perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena perusahaan
harus menentukan biaya modalnya terlebih dahulu.

Peningkatan EVA dan penciptaan nilai dapat terjadi ketika suatu perusahaan dapat
mencapai yang berikut (Young & O’Bryne, 2001:62) :
a. Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada. Jika NOPAT meningkat
sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap maka EVA akan meningkat.
b. Pertumbuhan yang menguntungkan, nilai diciptakan ketika pertumbuhan NOPAT melebihi WACC.
c. Pelepasan dari aktiva yang memusnahkan nilai. Jika pengurangan modal lebih
mengganti kerugian dengan peningkatan perbedaan NOPAT dan WACC, EVA meningkat.
d. Periode lebih panjang dimana diharapkan NOPAT lebih tinggi dibandingkan WACC.

2. Penciptaan suatu nilai bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimumkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan. Selisih tersebut dikenal dengan istilah MVA. MVA dipilih karena konsep ini merupakan ukuran kinerja keuangan secara eksternal, jadi bukan dari nilai pasar perusahaan yang merupakan hasil kali antara jumlah harga saham yang beredar dengan harga pasarnya. Karena nilai pasar perusahaan memiliki kelemahan yaitu untuk perusahaan yang telah go public, nilai pasarnya akan berubah ketika terjadi penjualan saham baru, padahal penambahan pasar dengan cara itu bukanlah merupakan usaha riil perusahaan, sehingga tidak dapat diakui sebagai prestasi kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan MVA dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya bonus kinerja bagi pengelola. Masalahnya, MVA adalah ukuran kumulatif jangka panjang. Padahal bonus kinerja biasanya perlu dibayar tiap tahun. Sebagai pendekatan bagi penciptaan nilai setiap tahunnya, diperkenalkan konsep Economic Value Added (EVA) atau konsep nilai tambah ekonomis. EVA adalah laba operasional bersih setelah pajak dikurangi biaya modal. Biaya modal telah mencakup biaya bunga hutang dan biaya ekuitas (biaya modal sendiri). Jika laba ini lebih besar dari biaya modal, maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dalam MVA.

Catur Puspita Sari mengatakan...

Nama : Catur Puspita Sari
Nim : 218.01.0029
Kelas : IV A6 Siang Manajemen


EVA (Economic Value Added)
Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomis pertama kali diperkenalkan oleh Stern Steward Management Service. Perusahaan konsultan ini menganggap bahwa metode ini sangat cocok untuk menilai kinerja perusahaan. Metode ini dapat menyajikan suatu ukuran kinerja dengan mempertimbangkan harapan kreditor dan pemegang saham.

Istilah Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaaan konsultan dari Amerika Serikat. Ukuran kinerja ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M Stern yang merupakan analis keuangan Stern Steward (Utama, 1997).
Menurut Mirza (1999) tolok ukur penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event Point. 3) Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.

Rumus untuk menghitung EVA menurut Brigham dan Houston (2001: 51): EVA = EBIT (1-Tarif Pajak) – (Total Modal) (Biaya Modal Setelah Pajak)
Secara teoritis dikatakan bahwa EVA berhubungan secara langsung pada nilai pasar intrinsik perusahaan. Nilai EVA mempengaruhi nilai MVA.


MVA (Market Value Added)
Market Value Added (MVA) merupakan perbedaan antara nilai modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan uang yang bisa diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai pasar perusahaan.

Market Value Added/MVA/Nilai Tambah Pasar.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza dan Imbuh, 1999). Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan MVA yang positif, karena:
1) MVA > 0 maka manajemen telah berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
2) MVA < 0 maka perusahaan tidak berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.

Rumus menghitung MVA menurut Brigham dan Houston (2001:50):
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa

Dengan mengetahui EVA dan MVA yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa-the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan berapa jumlah sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis. Dengan demikian tujuan manajemen untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan yang dapat dicapai.

Konsep EVA dan MVA belum banyak diterapkan di Indonesia. Konsep EVA dan MVA merupakan pendekatan yang relatif baru untuk menilai kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan analisis pembanding dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan MVA dapat berdiri sendiri. Metode EVA dan MVA yang berhasil diciptakan perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan.

Ria yunita mengatakan...

NAMA:RIA YUNITA
NIM:218.01.0183

EVA adalah metode yang pertama kali diperkenalkan oleh Stewart & Stern seorang ahli keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Menurut Young & O’Byrne (2001:5) EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. EVA juga diartikan sebagai laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal.

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Widayanto,1994:188).

Secara teoritis dikatakan bahwa EVA berhubungan secara langsung pada nilai pasar intrinsik perusahaan. Nilai EVA mempengaruhi nilai MVA. Seperti yang diungkapkan JH de Wet dan JH Hall (2004), EVA is an internal measure of performance that drives MVA. Ruky (1997) mengungkapkan, EVA secara teoritis dan empiris terbukti memiliki korelasi yang erat dengan setiap perubahan dan penciptaan nilai MVA pada pasar modal (di AS dan beberapa negara lain yang telah diteliti oleh Stern Stewart).

MVA merupakan perbedaan antara nilai modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan uang yang bisa diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai pasar perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997), “Selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dengan nilai buku kapital disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena dalam nilai perusahaan dan milik kapital terdapat komponen hutang yang sama maka MVA juga adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”.

MVA saat kini dianggap menjadi panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena MVA menjawab persoalan penting yang dibutuhkan investor atau kemampuan manajemen perusahaan publik untuk menambah kekayaan mereka. Peningkatan nilai MVA akan terjadi apabila modal perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan.

Dengan mengetahui EVA dan MVA yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa-the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan berapa jumlah sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis. Dengan demikian tujuan manajemen untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan yang dapat dicapai.


hero Alkahfi mengatakan...

Nama : Kevin Hero Alkahfi
NiM : 218.01.0166

Tugas mengatakan...

Nama : dewi saputri
Nim:218010197

Economic Value Added (EVA) adalah ukuran dari laba ekonomi perusahaan, yang merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dikurangi biaya pembiayaan modal perusahaan.
ukuran dari kinerja manajemen internal yang digunakan untuk menghitung nilai pemegang saham yang sebenarnya. Tidak seperti laba bersih, EVA digunakan untuk mengukur jumlah pengembalian perusahaan yang melebihi biaya modal.


Economic Value Added = laba operasi bersih setelah pajak – (modal yang diinvestasikan x rata-rata modal tertimbang.
Laba Akuntansi = total pendapatan – biaya eksplisit.

MVA = nilai pasar dari saham – ekuitas modal yang diberikan pemegang saham.
=(saham beredar) x (harga saham) – total ekuitas saham biasa.
company/enterprise value), penjumlahan harga pasar seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya yang dimaksudkan untuk mobilitasi capital, dikurangi nilai buku (book value) atau modal yang diinvestaskan. MVA merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang.

Capital merupakan modal sendiri dan utang setelah penyesuaian (adjustment) penyesuaian dilakukan untuk merefleksikan kondisi ekonomi baik atas hasil usaha (laba) maupun modal, penyesuaian yang dilakukan, misalnya kelebihan kas dikeluarkan dari modal, amortisasi goodwill ditambahkan dikeluarkan dari modal, biaya bunga dikeluarkan dalam menghitung laba usaha.
EVA dan MVA memiliki hubungan tetapi hubungan antara EVA dan MVA merupakan hubungan yang tidak langsung. Jika pada perusahaan memiliki sejarah EVA yang bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga.
MVA merupakan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan EVA dimasa yang akan datang yang diharapkan. Berdasarkan definisi ini, jika investor mengharapkan EVA nol pada satu tahun yang akan datang, maka mereka mengharapkan tidak ada nilai yang diciptakan, sehingga saham akan dijual pada nilai bukunya jika EVA yang diharapkan negatif.


Literature review atau tinjauan pustaka adalah istilah yang sering dikerjakan oleh mahasiswa ketika sedang mengerjakan skripsi, tesis atau disertasi. Dosen dan peneliti juga fasih menggunakan istilah ini karena kehidupan akademisi sangat dekat dengan perilaku literature review. Literature review atau tinjauan pustaka pasti akan kita lakukan misalnya ketika kita memulai memahami suatu topik penelitian baru, mengikuti trend penelitian baru dan memahami state-of-the-art dari suatu topik penelitian. Sayangnya literature review sering dimaknai sederhana yaitu hanya membaca literatur ilmiah, padahal sebenarnya prosesnya tidak sesederhana itu.
Manfaat dari literature review yang kita lakukan diantaranya adalah sebagai berikut. Tanda dalam kurung saya berikan untuk memberi clue tentang jenis literatur jenis apa yang kita gunakan.


BONITA CITRA mengatakan...

Nama:Bonita Citra
Nim :218010283
Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain.EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu.Sedangkan menurut para ahli salah satunya yaitu,menurut Rahardjo (2009:142)mendefinisikan Nilai Tambah Ekonomis sebagai laba usaha dikurangi dengan pajak dan biaya bunga atas hutang serta dikurangi cadangan untuk biaya modal.Nilai Tambah Ekonomis adalah laba operasional bersih setelah pajak dikurangi biaya modal.Biaya modal telah mencakup biaya bunga hutang dan biaya ekuitas (biaya modal sendiri).Jika laba ini lebih besar dari biaya modal,maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan.Dalam jangka panjang,penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dalam Nilai Tambah Pasar.
Nilai tambah pasar (Market Value Added MVA) adalahp erbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang)dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan.MVA adalah kenaikan nilai pasar perusahaan dari modal perusahaan diatas modal yang disetor pemegang saham.Sedangkan menurut para ahli salah satu nya yaitu menurut Young dan O’Byrne (2001:27) menyatakan bahwa jika nilai Nilai Tambah Pasar tinggi menunjukkan perusahaan telah menciptkan kekayaan yang substansial bagi pemegang saham. Nilai Tambah Pasar negatif berarti nilai dari investasi yang di jalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal yakni kekayaan telah di musnahkan.
Peningkatan Nilai Tambah Pasar (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkatkan Nilai Tambah Ekonomis (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan,dengan demikian Nilai Tambah Ekonomis (EVA) mempunyai hubungan yang kuat dengan Nilai Tambah Pasar (MVA).Jadi MVA dapat disimpulkan bahwa MVA merupakan pengukuran kekayaan perusahaan yang diciptakan untuk investor dimana, MVA adalah selisih MVA = market value of stock – equity capital supplied by shareholder =(shares outstanding)(stock price) – total cammon equity 38 antara nilai pasar perusahaan dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Market Value Added (MVA) sebagai ukuran yang paling tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemegang saham. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA) bertambah.
Manfaat lebih Nilai Tambah Ekonomis dari pada Nilai Tambah Pasar.Nilai Tambah Ekonomis secara umum lebih bermanfaat dibanding Nilai Tambah Pasar untuk mengevaluasi kinerja material sebagai bagian dari incentive compensation program dengan dua alasan sebagai berikut: Nilai Tambah Ekonomis menunjukan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun tertentu sedangkan Nilai Tambah Pasar mencerminkan kinerja perusahaan selama hidupnya dan Nilai Tambah Ekonomis dapat diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan karena alasan ini Nilai Tambah Pasar lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka yang panjang.

Iang.store mengatakan...

Nama: M Dhihar Fateha
Nim:218.01.0058

A. Konsep EVA merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai perusahaan. PenilaianPenilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian serta dengan meminimumkan tingkat biaya modal, sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan (Rudianto, 2006). Pengukuran kinerja keuangan dengan EVA dengan tahapan sebagai berikut:
Economic value added (EVA)
Varabel yang digunakan dalam
perhitungan EVA adalah:
a.Net Operating After Tax (NOPAT)
NOPAT= EAT + Beban Bunga
b. Invested Capital
Invested Capital= Total Utang + Ekuitas
c. Weight Average of Capital (WACC)
WACC= D x rd(1-T)+ E x re
Keterangan:
D=The Level of Debt Capital
rd=Cost of Debt
E=The Level of Equity Capital
re=Cost of Equity
T=Tax Rat

B. MVA merupakan suatu pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemiliknya (Rahayu, 2011). Kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila MVA bertambah. Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997), “Selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dengan nilai buku kapital disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena dalam nilai perusahaan dan milik kapital terdapat komponen hutang yang sama maka MVA juga adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”. Pengukuran kinerja keuangan dengan MVA dengan tahapan sebagai berikut:
MVA= nilai pasar saham – ekuitas pemegang saham = (saham beredar) (harga saham) total ekuitas saham biasa

C. Rudianto (2006) menjelaskan hasil penilaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan EVA dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu:
1) Nilai EVA > 0 atau EVA bernilai positif
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2) Nilai EVA = 0
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi.
3) Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).
Sementara Young dan O’Byrne (2001) menyatakan investor menyerahkan modal ke dalam perusahaan dengan harapan manajer akan menginvestasikan dengan produktif. Nilai pasar mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam mengubahnya menjadi lebih besar. Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan indikator yang digunakan untuk mengukur
yaitu:
1) Jika Market Value Added (MVA) > 0,
bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.
2) Jika Market Value Added (MVA) < 0,
bernilai negatif, perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana

Jeki mengatakan...

Nama: Jeki
Nim: 218010228

Yaudah mengatakan...


AJOQQ menyediakan 9 permainan yang terdiri dari :
Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)

HOT NEWS: TOLONG ISI SURVEY INI

OPEN SURVEY, please give your response

If you are a low level manager in the credit department, both in Cooperatives, Insurance, and Leasing. please take your time to fill out th...

POSTINGAN POPULER